Dinas Kesehatan Lampung Tengah : Berkomitmen Turunkan Kasus AKI-AKB

Loading

Pepadun.News,Lampung Tengah– Dinas Kesehatan Lampung Tengah memaksimalkan program kesehatan masyarakat “ASAH ASIH ASUH “. Hal ini untuk menurunkan kasus kematian ibu, bayi baru lahir, bayi / balita, gizih buruk dan stunting.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lampung Tengah Ratoyo SKM mengatakan pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang .

Sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.

Lebih lanjut Ratoyo menjelaskan sasaran pokok RPJMN 2015-1019 untuk sektor Kesehatan diantaranya adalah: Meningkatnya Status kesehatan dan gizi ibu dan anak. Meningkatnya pengendalian penyakit serta Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

Untuk sasaran pertama sebagaimana tersebut diatas yaitu Peningkatan Status kesehatan dan gizi ibu dan anak menjadi prioritas utama. Dalam Sustainable Developmen Goals (SDGs) mengingat masih tingginya kasus kematian Ibu dan Anak termasuk di Kabupaten Lampung Tengah.

Pada 2016 kasus kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lampung Tengah adalah 13/100.000 lahir hidup dan kematian bayi 75/1000 kelahiran hidup terjadi penurunan disbanding tahun 2015 yaitu 18/100.000 dan 98/1000.

Meskipun telah terjadi penurunan kasus, Kabupaten Lampung Tengah tetap menjadi salah satu daerah Target/sasaran dari pemerintah pusat untuk Program Penurunan AKI-AKB.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. antara lain adalah melalui penempatan bidan desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pecegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas Pos Kesehatan Kampung (Poskeskam).

Lalu, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit, juga pembiayaan yaitu melalui program Jampersal (Jaminan Persalinan), yang digulirkan sejak 2011.  Program Jampersal tersebut diperuntukkan bagi seluruh Ibu hamil, bersalin dan nifas  serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan/asuransi kesehatan.

Selain tersebut di atas Bupati Lampung Tengah pada 4 Pebruari 2017 telah meluncurkan ambulance gratis di seluruh wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini dimaksudkan  agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih optimal termasuk layanan bagi ibu melahirkan.

Pada Apel mingguan, Senin 6 Pebruari 2017, Bupati juga menginstruksikan agar seluruh aparatur Negara dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan berbagai inovasi dan memanfaatkan sumberdaya yang telah tersedia dengan pendekatan kearifan lokal.

Menindaklanjuti instruksi Bupati tersebut maka Dinas Kesehatan Lampung Tengah mempunyai komitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan terjadi penurunan Kasus AKI-AKB.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan salah satunya adalah  membuat Slogan/Jargon terkait dengan program dimaksud dengan pendekatan kearifan lokal yaitu ASAH, ASIH DAN ASUH.

Menurut Ratoyo, secara umut tujuan program kesehatan masyarakat tersebut adalah untuk meningkatnya kesehatan Ibu hamil, Bayi baru lahir dan balita melalui pemberdayaan masyarakat.

Lebih khususnya untuk meningkatnya kerjasama Lintas Program/Sektoral, Organisasi Profesi dan Organisasi Kemasyarakatan di Bidang Kesehatan Masyarakat. Lalu menurun kasus AKI-AKB, Gizi Buruk dan Stunting. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader sebagai tenaga pendamping, meningkatnya peran serta kader dalam upaya pendampingan Ibu hamil dan Ibu dengan Balita, serta meningkatnya kualitas pelayanan sarana kesehatan.

Menurut Ratoyo, Slogan Asah, Asih dan Asuh memiliki definisi tersendiri. Asah merupakan peningkatan pengetahuan masyarakat (Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kader dan Masyarakat) tentang kesehatan Ibu hamil, bayi dan balita melalui penyuluhan dan peningkatan kapasitas sehingga dapat membantu serta memberikan support dan pendampingan agar dapat terwujut ibu selamat dan bayi sehat.

Kemudian Asih adalah memberikan pendampingan dan support dengan pendekatan kekeluargaan dan penuh dengan kasih saying. Sementara Asuh iyalah memberikan pelayanan dan perlindungan serta mencukupi kebutuhan dasar yang diperlukan.

Untuk Kader, langsung ditunjuk oleh Kepala Kampung yang mempunyai: Integritas tinggi, Jiwa Sosial, berpendidikan dan humanis serta mempunyai waktu yang cukup untuk bergerak dibidang social.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang Kader mendapatkan bimbingan dari petugas kesehatan.

Sementara, seorang kader memiliki tugas pokok dan fungsi diantaranya :

–  Mendorong masyarakat khususnya Ibu hamil dan Ibu dengan Balita untuk selalu datang ke Sarana Pelayanan

Kesehatan

–  Mendampingi dan memonitor Ibu Hamil terutama yang mempunyai resiko tinggi melahirkan

–  Memastikan Ibu hamil dan ibu dengan balita untuk berperilaku PHBS dan menggunakan sarana sanitasi dasar

yang memenuhi syarat kesehatan

–  Mencarikan pendonor untuk persiapan kelahiran dan alat angkut/ambulance untuk transportasi rujukan

–   Memberikan konseling kepada ibu untuk menyusui (penggunaan ASI ekslusif)

–   Ikut memonitor tumbuh kembang anak

–  Melaporkan adanya Gizi Buruk/Kurang, Bumil Resti dan AKI-AKB kepada petugas kesehatan

–   Dalam keadaan tertentu seorang Kader dapat langsung berkomunikasi dengan petugas kecamatan dan kabupaten

melalui berbagai media yang ada.

(Laporan Said/Red)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *