Trastvlampung.com-Tulang Bawang-Masyarakat Kuala Teladas melakukan aksi damai menyampaikan Aspirasi dilokasi pendalaman sungai Tulang Bawang program Guburner Lampung melalui Dinas Perhubungan Provinsi yang dikerjakan pihak PT. Sienar Tri Tunggal Perkasa (PT STTP).
Aksi menyampaikan aspirasi dilakukan masyarskat kampung Kuala Teladas Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang berlangsung di lokasi titik kordinat pendalalam alur muara sungai Tulang Bawang, Sabtu (14-8-2021).
Kardi, salah satu masyarakat Kuala Teladas yang ikut aksi damai dihubungi via telpon, Kardi Menjelaskan, “ya benar, masyarakat Kauala Teladas melakukan aksi damai menyampaikan aspiras masyarakat atas adanya pendalaman alur sungai Tulang Bawang, ini bukan demo, tetapi aksi masyarakat menyampaiakn aspirasi”,
Masyarakat berangkat menuju dimana lokasi titik kordinat lokasi bekerjanya pihak PT STTP, serta kami membawa sejumlah spanduk yang bertulisan ” Kami warga Kuala Teladas sangat menolak adanya pendalaman alur dan tambang pasir, No Nego”.
Lanjutnya, kita (masyarakat red) berangkat menggunakan kapal, masyarakat datang hanya melakukan aksi damai dan tidak anarkis dan bukan mau merusak, jelasnya Kardi.
Setelah masyarakat dari titik kordinat pendalaman sungai Tulang Bawang melakukan aksi menyampaikan aspirasi di tengah laut dimana tempat titik kordinat pendalaman sungai, disana ada kapal pihak PT/Perusahaan.
Masyarakat langsung menunju ke kantor/beskem pihak PT STTP yang berada di kampung Kuala Teladas. Dan kedatangan masyarakat disambut sama pihak PT STTP Meri, serta masyarakat memanggil kepala kampung Kuala Teladas Pakusnadi supaya bisa datang/hadir.
Namun sesuai dengan dugaan masyarakat, bahwa Pakusnadi tidak akan datang, bisa jadi Pakusnadi bersembunyi namun katanya tidak ada ditempat.
Sambungnya Kardi, salah satu perwakilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), angkat bicara “Permintaan masyarakat Kuala Teladas tolong hentikan kegiatan, sebelum ada keputusan dari masyarakat, namun pihak PT STTP tidak mengacu kearah sana, mereka sebagai alat/pekerja mereka harus laporan dulu ke Gubernur Lampung”, babarnya Kardi.
Lanjutnya WALHI, tidak masalah tidak berhenti beroperasi itu versi pihak PT, tetapi yang jelas masyarakat merasakan disini sangatlah merasa dirugikan dan sementara masyarakat meminta diberhentikan, karena menjaga hal-hal yang tidak di ingikan, tuturnya Kardi meniru WALHI.
Pada saat aksi tersebut, Meri salah satu pihak PT STTP meminta nomor telpon/hendphone saya (Kardi red).
Selang tidak lama dari aksi menyampaikan aspirasi di kantor/beskem, pihak PT menghubungi saya (Kardi red) “dia (Meri red) meminta tolong bahwa kapalnya disitu hanya bersandar/berjangkar dari kemarin memang tidak beraktifitas dan hari ini juga, tolong masyarakat jangan ada yang anarkis, karena besok saya (Meri red) akan menghadap ke Gubernur, Dinas Perikanan Kelautan, Perhubungan, apa hasil keputusan nanti disampaikan ke Kardi atau masyarskat”, ungkapnya Kardi.
Perwakilan pihak PT STTTP Meri dihubungi media Lampung.detikbrita.com melalui via chatting Whatsapp, terkait masalah masyarskat Kuala Teladas yang melakukan aksi. Meri, “Kalau kita sih sangat menghargai aspirasi, tinggal kita lapor pak Gubernur. Bagaimana keputusan beliau hari Senin saya laporan. Masalah alur dan daerah tangkapan itu kewenangan Dinas Perhubungan menjelaskan” jawabnya Meri.
Dikonfirmasi media Direktur PT STTP Sulianto, diminta tanggapan tentang aksi yang dilakukan masyarakat kampung Kuala Teladas, Sulianto tidak merespon dan enggan untuk dipinta keterangan.” (Red)