Berita Online Harian Lampung

Usia 2 Tahun / Penderita CP atau Gangguan Saraf Butuh Perhatian

Pepadun.News,Tanggamus  Bupati Tanggamus Samsul Hadi dan Sekkab Andi Wijaya beserta rombongan menjenguk Adinda Pratama, bocah penderita cerebral palsy (CP).(31/01).

Menurut bupati Samsul Hadi, Pemkab Tanggamus memutuskan supaya pasien untuk dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek. Bahkan jika memungkinkan bisa dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo, Kami juga mengupayakan bagi keluarganya diberi bantuan sosial,sekarang masih diupayakan melalui Dinas Sosial.

Ia mengaku memang keluarga Adi Suryadi dan Aprida Sari termasuk tidak mampu, sebab kesehariannya tidak kerja lantaran harus menjaga anak tunggalnya tersebut,Imbauan kami kepada semua pihak supaya memberikan rasa kepedulian sosial karena kondisi orang tuanya juga tidak miliki sumber ekonomi,” terang samsul.

Sikap Pemkab Tanggamus untuk melayani Adinda Pratama sebab bocah tersebut sudah jadi pasien lama di RSUD Batin Mangunang, Terlebih kondisi orang tuanya yang juga berat dalam mencukupi kebutuhan hidupnya,Itu jadi dasar kami supaya pasien dan keluarganya mendapat penanganan yang lebih baik.

Apida beserta Adi Suryadi orang tua adinda Pratama ,Warga Dusun Cukuh Betung, Pekon Sukabanjar, Kecamatan Kota Agung Timur ini memang sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang diinginkan adalah migrasi BPJS dari mandiri ke penerima bantuan iuran (PBI), sebab selama ini orang tua Adinda harus bayar premi bulanan,sedangkan mereka tidak bekerja karena harus menjaganya penuh baik saat di rumah, atau di rumah sakit.

“Kami ingin sekali dapat bantuan, sebab selama ini juga BPJS masih mandiri bayar tiap bulan, kalau bisa dapat BPJS yang gratis. Terus untuk mondar-mandir ke rumah sakit dan menginap di sini juga tidak ada biaya, cuma dibantu dari saudara-saudara,

Ia mengaku selama ini mereka rutin tiap bulan membawa Adinda ke RSUD Batin Mangunang,Kota Agung. Lantas menginap untuk perawatan biasanya satu bulan di rumah sakit. Ini sebenarnya baru di rumah satu bulan, sekarang sudah ke sini lagi, di sini sekarang sudah seminggu,

Di usianya yang masih anak-anak, Adinda menderita penyakit CP (cerebral palsy) atau penyakit gangguan saraf, ditambah epilepsi, paru-paru, dan tipes. Dia sudah menderita berbagai penyakit tersebut sejak usia dua tahun. Saat itu keluarga kecil ini tinggal di Cengkareng karena ayah Adinda bekerja di perusahaan air mineral.

Lantas tanpa sebab pasti, dugaanya Adinda sakit lalu terjatuh dan kepalanya terbentur. Mulai saat itu kaki kanannya tidak bisa bergerak. Kemudian merembet ke penyakit lainnya, hingga kini matanya tidak merespon. “Dulu waktu umur dua tahun sehat bisa bicara normal, terus sejak sakit pertama akhirnya makin lama penyakitnya bertambah sampai sekarang kena tipes,” kata Aprida.

Ia mengaku, selama tinggal di Cengkareng, sudah keluar masuk rumah sakit. Sampai pernah ke RS Cipto Mangunkusumo. Di sanalah diketahui pengakit CP, hingga sakit paru-paru karena ada lendir di dalamnya. Semakin lama kondisi bocah berkulit putih ini makin drop, hingga akhirnya memutuskan pulang ke kampung halaman.

“Di sini juga sama saja, bolak-balik ke rumah sakit, minimal untuk ganti selang sebab dia sudah tidak bisa makan, cuma minum susu saja lewat selang,” terang Aprida.

Selama perawatan di RS Cipto Mangunkusumo dan pernah juga di RSUD Abdoel Moeloek, Adinda mendapatkan terapi penyinaran, ditambah obat pengurang rasa sakit. Sebab untuk obat penyembuh CP sampai saat ini belum ada.

Menurut Laira, perawat di RSUD Batin Mangunang, Kota Agung, Adinda memang sudah biasa dirawat. Jika ditempat ini hanya mampu hilangkan kejang dan panas, selebihnya harus rujuk. “Kalau dirujuk keluarganya menolak sebab tidak miliki biaya hidup untuk penjagaan. Jadi selain butuh medis untuk pasien, keluarganya juga butuh dana untuk biaya merawat,” ujarnya.(Rosyid)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *